Kelompok Riset Prodi Pendidikan Matematika

Kelompok studi (Research Group) adalah kelompok kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam bidang keahlian, pengalaman, keterampilan dan bakat dalam bidang keahlian yang sama untuk menghasilkan penelitian yang relevan. Kelompok studi ini menyatukan para peneliti untuk bekerja pada isu dan topic yang sama.

Untuk mendukung pelaksanaan salah satu tugas tri dharma perguruan tinggi para dosen yaitu dalam bidang riset baik secara individu maupun per kelompok, diperlukan kelompok riset sesuai dengan bidang ilmu dan keahlian. Oleh Karena itu Program Studi pendidikan Matematika FKIP UNISSULA membentuk kelompok riset dengan didasarkan riset unggulan berkesesuaian pada  Renstra UNISSULA yang beranggotakan dosen  program studi/laboratorium dengan anggota minimal 3 orang yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Dekan FKIP UNISSULA.

Kelompok studi yang dibentuk dalam program studi S-1 Pendidikan Matematika ini menjadi landasan bagi pengembangan ilmu  interdisipliner lintas program studi bidang matematika dan pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISSULA dengan bidang ilmu lainnya baik dalam skala local, nasional, maupun internasional.

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNISSULA memiliki 5 Kelompok Studi ( Research Group) sebagai wadah bagi dosen yang memiliki keahlian dan minat pada kajian IPTEK terkait dengan kurikulum, inovasi, matematika terapan dan peningkatan teknologi pembeljaran Matematika yang bermanfaat bagi aspek kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa Kelompok Studi di Program Studi Pendidikan Matematika UNISSULA.


Kelompok Riset Teknologi Pembelajaran Matematika

Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran Matematika

Aljabar dan Geometri

Matematika Terapan

Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran


Perlunya Inovasi Pembelajaran Setiap Saat

Inovasi pembelajaran merupakan sebuah upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung.

Dengan adanya inovasi pembelajaran maka proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif dan kreatif sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Dan juga tercapainya tujuan pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Sasaran dalam inovasi pendidikan adalah Guru,siswa,kurikulum,fasilitas dan lingkungan sosial masyarakat. Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang berkompeten dan memiliki kreativitas yang tinggi.

Beberapa contoh inovasi antaralain: program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran kontekstual (contextual learning), pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran

Pengembangan ilmu pengetahuan tidak cukup dirumuskan dari kebenaran (justification) ilmu itu sendiri, melainkan harus dilihat bagaimana konteks penemuannya (context of discovery) dengan tata nilai, etika dan moral. Sehingga ilmu dapat memberikan kesejateraan hidup manusia lahir dan batin, bukan memberikan ilmu yang kering dan hanya bersifat fisik material belaka. Ilmu pengetahuan tidak boleh dipandang dari sisi praktisnya belaka, atau hanya untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan materi duniawi saja, melainkan harus terbuka pada konteksnya, yakni nilai-nilai agama. Ilmu pengetahuan harus menjadi jembatan untuk memahami hakikat ketuhanan.(Furchan, 2004: 44). Perspektif keilmuan semacam ini akan memberikan peluang besar bagi proses Islamisasi di era globalisasi.

Internalisasi (internalization) diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat, dan seterusnya di dalam kepribadian.

Nilai-nilai Islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-pisahkan.

Perguruan Tinggi Islam diharapkan mampu mencetak figurfigur ulamayang intelek profesional atau profesional yang ulama. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi Islam perlu untuk mengadakan perekonfigurasian tujuan institusionalnya dengan memperhatikan berbagai tuntutan masyarakat dan zaman yang terus berubah. Jika tidak, maka Pendidikan Tinggi Islam tidak pernah bartahan hidup dalam budaya dan umatnya sendiri seiring dengan pergeseran nilai yang semakin deras. (Sahlan, 2011: 3). Maka internalisasi nilai-nilai Islam di Perguruan Tinggi Islam sangat penting untuk dilakukan, agar terdapat keseimbangan antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dengan penanaman keimanan dan ketakwaan (Imtaq). Dengan demikian Perguruan Tinggi Islam akan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi, yakni selain memiliki pengetahuan dan keahlian juga memiliki bekal ilmu pengetahuan agama, moral, akhlak yang mulia, serta amal shalih.

Internalisasi nilai-nilai Islam adalah suatu proses yang mendalam dalam menghayati nilai-nilai agama Islam yang dipergunakan seseorang dalam menyelenggarakan tata cara hidup serta mengatur hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitar.

Dengan demikian, internalisasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran artinya proses menanamkan nilai normatif yang menentukan tingkah laku sesuai tujuan suatu sistem pendidikan.

Tujuan internalisasi menurut A. Tafsir, memiliki tiga tujuan diantaranya agar peserta didik tahu atau mengetahui (knowing), agar peserta didik mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing), dan agar peserta didik menjadi orang seperti yang ia ketahui itu.

Mengapa Internalisasi sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang? Dalam manfaat pengembangan memiliki manfaat sebagai pengembangan potensi seseorang untuk menjadi pribadi dan memiliki perilaku yang baik agar seseorang yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.